Monday, February 18

MASA REMAJA


PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula orang dewasa. Pada periode ini pula remaja berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.
Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut memperluas lingkungan sosial diluar lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat lainnya
Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1.      Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu memulai meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua
2.      Masa remaja pertengahan (15-18) tahun
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru
3.      Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa
Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam renteang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak dan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain bersifat bilogis atau fisiologis juga bersifat psikologis. Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada prilaku remaja.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Tugas Perkembangan Masa Remaja?
2.      Bagaimana Perkembangan Fisik Remaja?
3.      Bagaimana Perkembangan Kognitif Remaja
4.      Bagaimana Perkembangan Psikososial Remaja?



PEMBAHASAN

A.    Tugas Perkembangan Masa Remaja
mendefinisikan tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.[1]
Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (dalam Muhammad Ali, 2008 : 10) adalah :[2]
  1. Mampu menerima keadaan fisiknya;
  2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;
  3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis;
  4. Mencapai kemandirian emosional;
  5. Mencapai kemandirian ekonomi;
  6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;
  7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua;
  8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa;
  9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;
  10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Hal senada diungkapkan oleh Zulkifli (2005: 76) tentang tugas perkembangan remaja adalah :[3]
1.      Bergaul dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin
2.      Mencapai peranan social sebagai pria atau wanita
3.      Menerima keadaan fisik sendiri
4.      Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
5.      Memilih pasangan dan mempersiapkan diri untuk berkeluarga

B.     Perkembangan Fisik Remaja
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual
Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri. Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :
Perempuan
  • Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
  • Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
  • Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
  • Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
  • Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
  • Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Laki-laki
  • Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
  • Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
  • Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
  • Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
  • Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
  • Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
  • Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.
C.    Perkembangan Kognitif Remaja
selama periode remaja ini proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Selain itu pada masa remaja jugaterjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal lobe (belahan otak bagian depan sampai pada belahan atau celah sentral). Prontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan. Di tinjau dari prespektif teori kognitif piaget maka, pemikiran masa reamja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal, yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang di mulai pada usia kira-kira 11 atau 12 ahn dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa.[4]
Menurut Jean Piaget tahapan perkembangan pada masa anak remaja adalah pada tahap Operasional Formal, yakni pada usia 11 tahun sampai 20 tahun. Pada tahap ini anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Mampu bepkir abstrak dan memecahkan persoalan yang bersifat hipotesis.[5]
Karakteristik :[6]
  1. Individu dapat encapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi.
  2. Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak.
  3. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang ersifa hipotesis.
  4. Individu mulai mampu membuat perkiraan di amsa depan.
  5. Individu mulai mampu mengintropeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri tercapai.
  6. Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa.
7.      Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat dilingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.

D.    Perkembangan Psikososial Remaja.
1.      Perkembangan Psikososial Remaja Awal ( 10 – 14 Tahun )
-          Cemas terhadap penampilan badan
-          Perubahan Hormonal
-          Menyatakan kebebsan dan merasa sebagai seorang individu, tidak hanya sebagai seorang anggota keluarga
-          Perilaku memberontak dan melawan
-          Kawan menjadi lebih penting
-          Perasaan memiliki terhadap teman sebaya anak laki-laki membentuk gang anak perempuan mempunyai sahabat
-          Sangat menuntut keadilan, tetapi cenderung melihat sesuatu sebagai hita putih serta dari sisi pandang mereka sendiri
2.      Perkemabangan Psikososial Remaja Pertengahan ( 15 – 16 Tahun
·         Lebih mampu untuk berkompromi
·         Belajar berpikir secara independen dan membuat keputusan sendiri
·         Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan cira diri yang dirasakan nyaman bagi mareka
·         Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru, mengujinya walaupun berisiko
·         Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
·         Membangun nilai/norma dan mengembangkan moralitas
·          Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan rasa setia kawan
·         Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
·         Intelektual lebih berkembang dan igni tahu tentang  banyak hal. Mampu berpikir  secara abstrak, mulai berurusan dengan hipotesa
·         Berkembangnya ketrampilan intelektual khusus misalnya, kemampuan matematika, bahasa dan ilmu pengetahuan lainnya
·         Mengembangkan minat yang besar dalam bidang  seni dan olah raga seperti musik, seni lukis, tari, basket dan lain-lain
·         Senang bertualangan, ingin berpegian secara mandiri mengikuti kegiatan seperti memanjat tebing, naik gunung dan lain-lain
3.      Perkembangan Psikososial Remaja Akhir ( 17 – 19 Tahun
·         Idea
·         Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga
·         Harus belajar untuk mencapai kemandirian baik dalam bidang finansial maupun emosional
·         Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
·         Merasa sebagai orang dewasa  yang setara dengan anggota keluarga lainnya
·         Hampir siap untuk menjadi orang  dewasa yang mandiri.


PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Tugas Perkembangan remaja adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode remaja dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
2.      Perkembangan fisik yang pertama kali adalah terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya.
3.      Perkembangan koknitif selama periode remaja ini proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Selain itu pada masa remaja jugaterjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal lobe (belahan otak bagian depan sampai pada belahan atau celah sentral)
4.      Perkembangan psikososial remaja mulai menunjukkan diri dalam social, membina persahabatan, membentuk geng menunjukkan jati diri dll.
B.     Saran-saran
1.      Masa remaja merupakan masa transisi yang sangat penting maka dari itu untuk kalangan remaja jangan terlena.
2.      Bagi orang tua dan guru masa remaja harus banyak dipahami secara bijaksana tidk memaksakan kehedak atau yang lainnya.


Daftar Pustaka

Sarwono, S.W. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sulaeman, D. 1995. Psikologi Remaja : Dimensi-Dimensi Perkembangan.Bandung: CV Mandar Maju.
Alatas, Alwi. 2005. (Untuk) 13+, Remaja Juga Bisa Bahagia, Sukses, Mandiri. Jakarta: Pena.






[2] Ibid
[3] Ibid
[5] Ibid
[6] Ibid

9 Metode Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran Metode sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Metode harus dimiliki oleh setiap guru yang akan mengajar. Dalam metode ini guru bisa memilih beberapa metode yang ada. Diantara metode yang ada adalah Ceramah, Diskusi, Demonstrasi, Simulasi, Laboratorium, Pengalaman Lapangan, Brainstroming, Debat dan Simposium.
Dari 9 metode itu pasti ada kelemahan dan kelebihannya. Maka dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan kelebihan dan kelemahannya.

B. Rumusan Masalah
1.        Apa kelebihan dan kelemahan Metode Ceramah?
  1. Apa kelebihan dan kelemahan Metode Diskusi?
  2. Apa kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi?
  3. Apa kelebihan dan kelemahan Metode Simulasi?
  4. Apa kelebihan dan kelemahan Metode Laboratorium?
  5. Apa kelebihan dan kelemahan Metode Pengalaman Mengajar?
  6. Apa kelebihan dan kelemahan Metode Brainstroming?
  7. Apa kelebihan dan kelemahan Metode Debat?
  8. Apa kelebihan dan kelemahan Metode Simposium?
BAB II
PEMBAHASAN

1.        Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Kelebihan Metode Ceramah
Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan. Alasan ini sekaligus merupakan keunggulan metode ini.
1)        Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk  dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2)        Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3)        Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi ayang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4)        Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5)        Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
a.      Kelemahan Metode Ceramah
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1)      Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan. Sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2)      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah: “penyakit” karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pemebelajaran melalui pendengarannya.
3)      Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pebelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4)      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin seluruhnya sudah paham.

2.        Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pemebelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab petanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998).
a.      Kelebihan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar mengajar.
1)      Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2)      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3)      Dapat melatih siswa utuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
b.      Kelemaham Metode Diskusi
1)      Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2)      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)      Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4)      Dalam diskusi sering teradi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu pelajaran.

3.        Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.  
a.      Kelebihan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
1)          Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2)          Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3)          Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pebelajaran.
b.      Kelemahan Metode Demonstrasi
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
1)      Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
2)      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3)      Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
                    
4.        Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode pengajar, semulai dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
a.    Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya:
1)      Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2)      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.
3)      Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4)      Memperkaya pengetahuan, sikap, dan ketarampilan yang diperlukan dalam menhadapi berbagai situasi social yang problematis.
5)      Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
b.      Kelemahan Metode Simulasi
Disamping memiliki kelebihan, simulai juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1)        Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2)        Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3)        Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

5.        Metode Laboratorium
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen berarti siswa melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan, melibatkan membanding atau kontrol, dan penggunaan alat-alat praktikum.
a.      Kelebihan Metode Laboratorium
1)   Peserta didik dapat berganti situasi baru.
2)   Situasi pembelajaran biasanya lebih menyenangkan.
3)   Peserta didik dapat menggunakan alat bantu media yang lebih lengkap dan lebih dekat untuk mengambilnya karena memang sudah tersedia.
4)   Untuk PKn semua kasus yang sifatnya pribadi dapat diselesaikan di laboratorium tersebut.
b.      Kelemahan Metode Laboratorium
1)   Peserta didik yang kurang suka dengan belajar model ini merasa kurang mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan.
2)   Belum tentu ruang laboratorium lebih menyenangkan.
3)   Sering ada peserta didik lain yang lalu lalang karena memerlukan alat lain yang ada di laboratorium.

6.    Metode Pengalaman Lapangan
Metode Pengalaman Lapangan (karyawisata) adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
a.    Kelebihan metode Pengalaman lapangan (karyawisata)
1)      Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
2)      Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
3)      Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
b.    Kekurangan / kelemahan metode pengalaman lapangan (karyawisata)
1)        Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
2)        Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
3)        Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
4)        Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
5)        Biayanya cukup mahal.
6)        Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

7.        Metode Brainstorming
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).
a.        Keunggulan metode brainstorming yaitu :
1)      Anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat.
2)      Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
3)      Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.
4)      Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
5)      Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru.
6)      Terjadi persaingan yang sehat.
7)      Anak merasa bebas dan gembira.
8)      Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
b.      Kelemahan / kekurangan metode brainstorming yaitu :
1)      Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
2)      Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan.
3)      Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.
4)      Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul atau salah.
5)      Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
6)      Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan. (Roestiyah, 2001:74-75).


8.        Metode debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

9.        Metode Simposium
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin dengan menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama.
a.      lebihan Metode Simposium
1)      Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
2)      Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.
3)      Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang lebih menarik.
4)      Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
b.      Kelemahan metode simposium
1)          Kurang spontanitas dan kreatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
2)          Kurang interaksi kelompok.
3)          Menekankan pokok pembicaraan.
4)          Agak terasa formal.
5)          Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
6)          Sulit mengadakan kontnol waktu.
7)          Secara umum membatasi pendapat pembicara.
8)          Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
9)          Cenderung dipakai secara berlebihan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan metode apapun yang diambil mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri sehingga pendidik bisa mengambil salah satu metode atau mengkombainnya dengan mencocokkan situasi dan kondisi di lingkungan pembelajaran.

B.     Saran
1.      Diharapkan pendidik tidak hanya menggunakan satu metode pembelajaran.
2.      Diharapkan siswa memberi masukan metode pendidikan yang pas untuk mereka sendiri